Pawai 66 Tahun Subang Diwarnai Aksi Berebut Hasil Bumi
Dikutip dari (TINJAU SUBANG), Ribuan warga Kabupaten Subang hari
ini tumpah tutun kejalan. Mereka turun jalan mengikuti dan menonton
pawai alegoris peringatan hari jadi ke-66 Kabupaten Subang.
Dalam kegiatan itu, semua kecamatan dan kantor instansi
pemerintah ikut ambil bagian. Dengan membawa kendaran hias mereka
memamerkan potensi alam, seni-budaya dan lainnya. Bagi warga Subang,
kegiatan ini adalah pesta rakyat.
Sejak pukul 09.00 hingga
sore, warga tumpah di jalanan Otto Iskandar Dinata. Satu persatu peserta
pawai alegori bergerak. Di depan kampus STIESA ada panggung yang diisi
oleh pejabat publik termasuk Bupati Ojang Sohandi, Wakil Bupati Imas
Aryumningsih dan Ketua DPRD Beni
Rudiono.
Dari panggung itu
mereka memberi penilaian. Komedian dan artis sinetron Oni SOS memandu
dari atas panggung. Saat rombongan Dinas Perhutanan dan Perkebunan yang
membawa potensi alam mendapat giliran bergerak di depan panggung,
terjadi kericuhan kecil.
Warga menyerbu buah-buahan yang ada di
atas mobil. Meskipun dilakukan penjagaan, namun petugas tidak banyak
berbuat. "Tidak apa-apalah, ini setahun sekali," kata Oni dari atas
panggung.
Hingga pukul 15.00 pawai alegoris masih berlangsung.
Peserta dengan kendaran hiasnya satu persatu bergerak menuju panggung
penilaian. Ada
yang membawa aneka potensi kantornya, ada juga yang
menghibur dengan kesenian, bahkan ada juga yang membuat piala Adipura.
"Piala adipura ini sebenarnya untuk nyindir Subang yang puluhan tahun
selalu gagal dapat piala Adipura. Mudah-mudahan tahun depan bisa
berhasil," kata Asep peserta pawai.
Dalam sambutanya, Bupati Subang Ojang Sohandi menuturkan peringatan
ulang tahun Kabupaten Subang yang 66 tahun diharapkan Subang bisa
lebih maju lagi. "Selain itu, dengan adanya pawai algeoris ini,
masyarakat bisa tahu apa-apa saja yang menjadi program Kabupaten
Subang," katanya.
Dampak dari pawai alegoris itu, sejumlah ruas
jalan di Subang Kota macet. Di jalan Panglejar dan Palabuan misalnya.
Antrian kendaraan itu
terjadi dari ujung ke ujung. Ini diakibatkan
tumpahan kendaraan dari Jalan Otista yang digunakan pawai alegoris.
Pawai alegoris titutup dengan datangnya hujan lebat siertai petir.
[annas nashrullah l @annas_nsh]